Fenomena Praktik Islam Kejawen Dalam Perspektif Agama Islam
Main Article Content
Abstract
Kejawen Islam is not a religious sect within Islam, but rather the result of the adaptation of Islam within the cultural context of Javanese society. This adaptation is possible due to the universal values inherent in Islam, which can be transformed and adapted to diverse cultures. A striking characteristic of Islam in Java is reflected through the prism of Sufism, which is the result of a close fusion between Islamic teachings and Javanese culture. The existence of Javanese Islam makes a very important contribution to the understanding of Islam, especially in the evolution of Islamic culture. This research specialises in the practice of Kejawen Islam from an Islamic perspective, exploring whether these practices can be considered a form of polytheism. The main objective is to further investigate the phenomenon of Kejawen practices in the context of Islam. The existence of Kejawen in Java is a unique example of how religious values and local culture can work together, even in a predominantly Muslim society. In this context, understanding how Islam can adapt to local culture becomes crucial, while considering the extent to which Kejawen influences the views and behaviour of Javanese society.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Abimanyu, P. (2021). Ilmu Mistik Kejawen. Yogyakarta: Noktah.
Akhtabi, P. M., & Riyanto, E. D. (2022). Antara santet, sacrifice, dan djiwo: Hakikat eksistensi kejawen black metal. Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 12.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Indonesia: Balai Pustaka.
Bakri, S. (2014). KEBUDAYAAN ISLAM BERCORAK JAWA (Adaptasi Islam dalam Kebudayaan Jawa). Research Gate, 8.
Hudha, M. (2020). WAJAH SUFISME ANTROPOSENTRIS KEPUSTAKAAN ISLAM KEJAWEN DALAM PANDANGAN SIMUH. Living Islam, 189.
Imron, A., Eryana, A., & Suprapto, R. (2023). Kejawen dalam Pandangan Islam. Edudeena, 81.
Indrahti, S. (2019). Implikasi Kuliner Sesaji dan Dhanyang dalam Upacara Tradisi di Jepara. Berkala Arkeologi, 73-91.
Indrahti, S., Prasetyawan, Y. Y., Maziyah, S., & Alamsyah. (2019). Implikasi Kuliner Sesaji. Berkala Arkeologi, 73-91.
Islam, M. (2022, Desember 28). Islam Kejawen Menurut MUI. Mengaji Islam.
Islam, Z. F. (2019). RELASI TASAWUF FALSAFI DENGAN ISLAM KEJAWEN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI TASAWUF. IAIN Ponogoro, 42-43.
Kodiran. (1971). Budaya Spiritual jawa. LKiS, 38.
Mujib, M. M. (2016). Fenomena Tradisi Ziarah Lokal dalam Masyarakat Jawa: Kontestasi Kesalehan, Identitas Keagamaan dan Komersial. Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 206.
Nisa, C. U. (2020). Adat Kejawen Ngalor-Ngetan Sebagai Alasan Adhalnya Wali Ditinjau dari Perspektif ‘Urf dalam Hukum Islam. ojs.unud.ac.id, 169.
Pratisara, D. (2020). Grebeg Maulud Yogyakarta Sebagai Simbol Islam Kejawen Yang Masih Dilindungi Oleh Masyarakat Dalam Perspektif Nilai Pancasila. Journal UGM, 11.
Revalina, D. Z. (2022). Pengertian Mukmin, Kafir, Munafik, dan Musyrik. osf.io, 11.
Riady, A. S. (2021). Agama dan Kebudayaan Masyarakat Perspektif Clifford Geertz. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia, 10.
Richard, K. (2001). Orientalisme dan Poskolonialisme. 138.
Sholikin, K. (2010). Ritual dan Tradisi Agama Jawa. Yogyakarta: Narasi.
Simuh. (2004). Interaksi Islam dan Budaya . Pusat Kajian Islam dan Budaya.
Simuh. (2016). Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa. Narasi Pustaka Promethea.
Soehadha, M. (2014). Fakta dan Tanda Agama: Suatu Tinjauan Sosio-Antropologi. . Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia.
Tjahjono, P. (2018). Peranan Kejawen dan Islam dalam Praktik Ziarah serta Upacara Labuhan di Parangkusuma, Yogyakarta. Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 18.
Zhahiirah, A. N., & Revalina, D. (2022). Pengertian Mukmin, Kafir, Munafik, dan Musyrik. 8-10.
Al-Qur'an