Konsep Hukum Alam Aristotle
Main Article Content
Abstract
Konsep hukum alam dalam pandangan Aristoteles, seorang filosof Yunani kuno, melihat hubungan manusia dengan alam sebagai tujuan atau sasaran tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan konsep hukum alam Aristoteles, mengidentifikasi tahap perkembangan aliran hukum alam, serta menganalisis relevansinya dalam konteks masa kini. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan filosofis-historis. Hasil penelitian mengungkapkan konsep hukum alam Aristoteles bersumber dari pandangan teleologis yang menghubungkan tujuan manusia dengan tujuan alam. Tahap perkembangan aliran hukum alam, seperti teori klasik, teologi, rasionalisme, runtuhnya, dan kebangkitan kembali, menggambarkan evolusi pemikiran ini. Dalam konteks masa kini, konsep hukum alam Aristoteles tetap relevan, terutama dalam isu-isu etika, politik, dan keadilan. Etika teleologis Aristoteles menekankan tujuan hidup manusia (eudaimonia) dan pemenuhan potensi rasionalitas. Hukum alam Aristoteles memberikan panduan etis, mengakui prinsip-prinsip moral universal yang bersifat objektif, dan mempertimbangkan harmonisasi dengan hukum positif. Dalam karya-karya Aristoteles, seperti "Nicomachean Ethics" dan "Politics," konsep hukum alam membentuk landasan bagi pemikiran etis dan politik. Relevansi konsep ini tampak dalam upaya menjawab tantangan global, seperti isu kemanusiaan dan ekologi, dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip hukum alam sebagai panduan moral universal. Dengan demikian, konsep hukum alam Aristoteles tidak hanya memiliki relevansi historis, tetapi juga memberikan kontribusi sebagai landasan moral dan filosofis dalam menghadapi isu-isu kompleks dalam masyarakat global saat ini.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Adams, J. (1814). John Adams kepada Thomas Jefferson. https://founders-archives-gov.translate.goog/documents/Jefferson/03-07-02-0357?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Aristotle. (1983). The Nicomachean Ethics of Aristotle (F.H. Peters, Trans.). 270. http://oll.libertyfund.org/title/903
Bertens, K. (2013). Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius.
Bunyamin. (2020). Pemikiran Filsafat al-Farabi dan Logika Aristoteles : Sebuah Pembuktian Rasional secara Klasik Al-Farabi ’ s Philosophical Thinking and Aristotle ’ s Logic : A Classical Rational Proofment. Ahwal Al-Syakhsiyyah, 05(1), 18–40. https://www.neliti.com/publications/432764/pemikiran-filsafat-al-farabi-dan-logika-aristoteles-sebuah-pembuktian-rasional-s
Darmodihardji, D., & Shidarta. (1995). Pokok-Pokok Filsafat Hukum Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia (Revised ed). Gramedia Pustaka Utama.
Dwisvimiar, I. (2011). Keadilan Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Hukum. Jurnal Dinamika Hukum, 11(3), 522–531. https://doi.org/10.20884/1.jdh.2011.11.3.179
Herho, S. H. S. (2018). Pijar Filsafat Yunani Klasik. 36.
Jefferson, & Thomas. (1825). From Thomas Jefferson to Henry Lee. https://founders.archives.gov/documents/Jefferson/98-01-02-5212
Lutfi, K. R. (2014). Teori Hukum Alam. Yuridis, 1(1), 91–106.
Namang, R. B. (2020). Negara Dan Warga Negara Perspektif Aristoteles. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 4(2), 247. https://doi.org/10.38043/jids.v4i2.2449
Nurul, S., Riko, S. ;, Rahardianto, D., Serllyta, ;, Ramadhan, N., Naufal, ;, Sultan, R., & Sholla, ; (2023). Bentuk Pemerintahan dalam Pandangan Aristoteles serta Bentuk dan Sistem Pemerintahan di Indonesia Menurut Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Praxis: Jurnal Filsafat Terapan, 1, 1–1. https://doi.org/10.11111/praxis.xxxxxxx
Roswantoro, A. (2015). Filsafat Sosial-Politik Plato Dan Aristoteles. In Refleksi Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam (Vol. 15, Issue 2, pp. 123–138). https://doi.org/10.14421/ref.v15i2.1084
Saputri, D. A. (2017). Aristoteles; Biografi dan Pemikiran. Filsafat Ilmu, 1–6.
Sinaulan, R. L. (2021). Buku Ajar Filsafat Hukum.
Syahrin, A., Anggusti, M., & Alsa, A. A. (2020). Filsafat Ilmu Dan Filsafat Hukum.