PENGGUNAAN SIMBOL AGAMA YANG MEMBENTUK STEREOTIP DARI PERSEPSI MASYARAKAT

Main Article Content

Aura Maharani Wisnu Wardani
Khalfan Aurellio
Cempaka Rizqita Cundamayati

Abstract

Religion is one of the many forms of identity that humans have. Religious symbol is an attribute that represents and also becomes a sign that is identical to religion. The meaning described in the symbol is obtained from the background, beliefs, and events in a religion. The change of an individual's purpose in using religious symbols makes the original meaning of the religious symbols fade. The purpose of this discussion is to
discuss and conclude how stereotypes are formed due to overgeneralization of the use, and application of religious symbols. This research was conducted using a qualitative method by collecting evidence obtained from documents related to the discussion of people's views on the use of religious symbols. In its use on a person, the community will judge his behavior not as an individual, but represents the behavior of a religious group whose identity is depicted in the attributes of the symbol. The increasing overgeneralization of a group creates stereotypes that can have negative impacts, such as discrimination and so on. Labeling a religious group from a stereotype is an unobjective assessment, in the view of religion, an unobjective assessment can be equated with the term prejudice, where currently there are many bad judgments that occur to various religious groups based only on prejudices that are not objective. In the meaning of the use of religious symbols today, it cannot be generalized, because in the current era, every individual is free to express themselves such as the use of attributes, but on the other hand, there are religions that prohibit the use of symbols that are not their religion, and community assessments come from different perspectives so that the
meaning cannot be equated.


 


Agama merupakan salah satu dari banyaknya bentuk identitas yang manusia miliki. Simbol keagamaan merupakan sebuah atribut yang merepresentasikan dan juga menjadi suatu petanda yang identik dengan agama. Makna yang tergambarkan dalam simbol tidak lain didapatkan dari latar belakang, kepercayaan, serta peristiwa disebuah agama. Berubahnya sebuah tujuan seorang individu dalam penggunaan simbol agama membuat memudarnya makna asli yang dibawakan dari simbol keagamaan tersebut. Dibuatnya pembahasan ini dengan tujuan mendiskusikan serta menyimpulkan bagaimana terbentuknya stereotip akibat overgeneralisasi dari penggunaan, pengaplikasian simbol agama. Penelitian ini dilakukan dengan metode yang bersifat kualitatif dengan mengumpulkan bukti-bukti yang didapatkan dari dokumen yang
terkait dengan pembahasan pandangan masyarakat terhadap penggunaan simbol agama. Dalam penggunaannya pada seseorang, masyarakat akan menilai perilakunya tidak sebagai individu, melainkan merepresentasikan perilaku kelompok agama yang identitasnya tergambarkan pada atribut simbol tersebut. Meningkatnya overgeneralisasi pada suatu kelompok menciptakan stereotip yang dapat berdampak negatif, seperti diskriminasi dan sebagainya. Pemberian lebel terhadap sebuah kelompok agama dari adanya stereotip merupakan sebuah penilaian yang tidak objektif, dalam pandangan agama penilaian yang tidak objektif dapat disamakan dengan istilah prasangka yang dimana saat ini banyaknya penilaian buruk yang terjadi kepada berbagai kelompok agama yang hanya berdasarkan prasangka yang bersifat
tidak objektif. Dalam makna penggunaan simbol agama saat ini tidak, sudah tidak dapat digeneralisasikan, karena pada era saat ini setiap individu bebas dalam mengekspresikan diri seperti penggunaan atribut, namun disisi lain, terdapat agama yang melarang penggunaan simbol yang bukan agamanya, dan penilaian masyarakat hadir dari perspektif yang berbeda-beda sehingga tidak dapat disamakan maknanya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
1.
Maharani Wisnu Wardani A, Aurellio K, Rizqita Cundamayati C. PENGGUNAAN SIMBOL AGAMA YANG MEMBENTUK STEREOTIP DARI PERSEPSI MASYARAKAT . MODERASI [Internet]. 2023 Jun. 15 [cited 2024 Dec. 12];1(01). Available from: http://journal.forikami.com/index.php/moderasi/article/view/179
Section
Articles

References

Dewi, N. R. (2022). Konsep Simbol Kebudayaan: Sejarah Manusia Beragam dan Berbudaya, Abrahamic Religions: Jurnas studi agama-agama volume.2 nomor.1, Riau.

Solikhati, S., Putra, H. S. & Nugroho, H. (2015). Banalitas Simbol Keagamaan Dalam Sinetron Religi: Analisis Tayangan Sinetron ‘Bukan Islam KTP” di SCTV, Jurnal ilmu dakwah volume.35 nomor.1, Semarang.

Wahab, M. H. A. (2011). Simbol-Simbol Agama, jurnal Ar-Raniry volume.13 nomor.1, Banda Aceh.

Solikhati, S. (2017). Simbol Keagamaan Dalam Islam dan Ideologi Televisi, jurnal Islamic Comunication Volume.2 nomor.2, Semarang.

Harisah, A. & Masiming, Z. (2008). Persepsi Manusia Terhadap Tanda, Simbol, dan Spasial, Jurnal SMARTek Volume.6 nomor.1, Palu.

Wali, A. (2019). Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam, Analisis Pemikiran Dosen PAI di Perguruan Tinggi Umum. Penerbit A-Empat

Kashima, Y., Fiedler, K., & Freytag, P. (2007). Stereotype Dynamics: Language-Based Approaches to the Formation, Maintenance, and Transformation of Stereotypes. Taylor &Francis Group, LLC.

History.com Editors. (2022). September 11 Attacks: Facts, Background & Impact.

Aljazeera. (2022). Decades after 9/11, Muslims Battle Islamophobia in US.

Hayat, I., Sajad, M. (2022). The Rise of Islamophobia and Religious Intolerance: A Menace to Pluralism and Global Peace. Research Journal Ulum-e-Islamia volume.29 nomor.02.

Evelina, L. (2015). Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R (Ras) A (Antar Golongan) di Media Social Indonesia. Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(1), 107-122

Narti, Sri. (2022). Stereotipe Masyarakat Tentang Islamophobia Melalui Atribut Islam (Studi pada Masyarakat Napal Melintang Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan), Jurnal Profesional Volume 9. Nomor 2, Bengkulu.